Jumat, 03 Desember 2010

IDE SESAT SEKULARISME, PLURALISME DAN LIBERALISME

Sekularisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan atau negara harus berdiri terpisah dari agama. Jadi Sekularisme adalah pemikiran yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama itu hanya urusan ibadah saja, terkait dengan bagaimana beribadah kepada sang Pencipta. Sementara untuk urusan kehidupan, maka agama tidak boleh ikut campur.

Pluralisme dalam ilmu sosial, adalah sebuah kerangka di mana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Pluralisme juga menunjukkan hak-hak individu dalam memutuskan kebenaran universalnya masing-masing.

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme. Secara  umum liberalisme menganggap agama adalah pengekangan terhadap potensi akal manusia.

MUI sudah pernah memfatwakan keharaman sekularisme, pluralisme dan liberalisme pada Munas ke VII tahun 2005 , karena ini merupakan ide sesat dan merusak umat Islam.
Dalam Fatwa ini, yang dimaksud dengan:


1.       Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga.

2.       Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan.

3.       Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur’an & Sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata.

4.       Sekularisme adalah memisahkan urusan dunia dari agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesame manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial.
Allah SWT berfirman :

Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan terima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi (QS. Ali Imran [3]: 85)

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam (QS. Ali Imran [3]: 19)

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. al-Kafirun [109] : 6).

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. al-Azhab [33:36).

Islam memerintahkan setiap muslim untuk berpegang teguh kepada hukum syara. Al Qur'an memerintahkan agar manusia berpegang teguh kepada hukum-hukum Allah SWT dan hukum-hukum Allah SWT di akhir jaman adalah risalah yang dibawa Rasulullah Saw, yaitu Al Qur'an dan Sunnah (Al Maidah: 48-49)

Ide Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme yang diusung oleh kalangan yang mengatasnamakan Islam, sesungguhnya adalah bentuk fitnah yang besar terhadap Islam.  Rasulullah Saw telah menegaskan:

1.       Imam Muslim (w. 262 H) dalam Kitabnya Shahih Muslim, meriwayatkan sabda Rasulullah saw :
”Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorangpun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari Umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni Neraka.” (HR Muslim).

2.       Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-orang non-Muslim, antara lain Kaisar Heraklius, Raja Romawi yang beragama Nasrani, Al-Najasyi Raja Abesenia yang beragama Nasrani dan Kisra Persia yang beragama Majusi, dimana Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam. (riwayat Ibn Sa’d dalam al-Thabaqat al-Kubra dan Imam Al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari).

3.       Nabi saw melakukan pergaulan sosial secara baik dengan komunitas-komunitas non-Muslim seperti Komunitas Yahudi yang tinggal di Khaibar dan Nasrani yang tinggal di Najran; bahkan salah seorang mertua Nabi yang bernama Huyay bin Aththab adalah tokoh Yahudi Bani Quradzah (Sayyid Bani Quraizah). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian sikap kita terhadap ketiga ide sesat ini adalah sebagai berikut:

1.       Pluralisme, Sekularisme dan Liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.

2.       Umat Islam haram mengikuti paham Pluralisme Sekularisme dan Liberalisme Agama.

3.       Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti haram mencampur adukan aqidah dan ibadah umat islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.

4.       Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain (pluralitas agama), dalam masalah sosial yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan.

IRENA CENTER
 Sally Setianingsih


Tambahan

Sekularisme

Sekularisme secara sederhana dapat didefinisikan sebagai doktrin yang menolak campur tangan nilai-nilai keagamaan dalam urusan manusia, singkatnya urusan manusia harus bebas dari agama atau dengan kata lain agama tidak boleh meng intervensi urusan manusia. Segala tata-cara kehidupan antar manusia adalah menjadi hak manusia untuk mengaturnya, Tuhan tidak boleh mengintervensinya.

Sikap orang-orang Sekularis ini terlihat angkuh, sombong bahkan sangat menggelikan, bagaimana tidak, mereka seakan-akan lebih mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk bagi urusan manusia melebihi Allah SWT yang telah menciptakannya. Memang patut diakui, orang-orang Sekularis adalah orang-orang genius dan brillian bahkan dengan gelar pendidikan profesor-doktor yang menyilaukan mata, tetapi sangat tidak pantas bila mereka lantas merasa lebih tahu urusan manusia dari pada Allah SWT yang menciptakannya.

Negara Sekuler berarti negara yang mengatur kehidupan warganya tanpa mengikutkan campur tangan nilai-nilai agama, dengan kata lain negara dengan nol agama. Mendiang Cak Nur pernah mengatakan Islam Yes partai Islam no yang artinya silahkan saja beragama Islam, tetapi tidak usah membuat partai yang memperjuangkan Islam. Lebih jauh makna tentang ungkapan itu adalah tidak usah membawa-bawa nilai-nilai agama ke dalam parlemen, silahkan saja amalkan agama secara pribadi, biar negara yang mengatur urusan warganya. 

Allah SWT telah memperingatkan terhadap tipu daya orang-orang Sekularis yang artinya :
“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".  
“Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar” QS. 2:11-12


Pluralisme

Pluralisme adalah sebuah paham yang mendoktrinkan bahwa kebenaran itu bersifat banyak atau tidak tunggal. Ada Pluralisme dalam agama, hukum, moral, filsafat dan lain sebagainya, dalam kajian ini akan kita ambil defenisi Pluralisme dalam agama yang sering disebut sebagai Pluralisme agama atau sering kali disingkat sebagai Pluralisme saja.

“Hakekat dan keselamatan bukanlah monopoli satu agama tertentu, semua agama menyimpan hakikat yang mutlak dan sangat agung, menjalankan masing-masing progam agama bisa menjadi sumber keselamatan” 

Jadi orang yang berpaham Plural dia sejatinya meyakini bahwa dalam agama Islam ada keselamatan untuk menuju sorga, dalam waktu yang bersamaan dia juga meyakini bahwa dalam agama Kristen juga ada jalan keselamatan menuju ke sorga, begitu juga dalam agama Budha, Hindu, Konghucu dan lain sebagainya.

Dan Anggun sepertinya sangat paham tentang Pluralisme tersebut dengan ungkapannya :

“Kalau anda menanyakan apa agama saya, saya tidak perlu menjawabnya, yang penting saya percaya sama Tuhan. Apakah saya menyebutnya Alloh seperti orang Islam menyebut, atau Yesus seperti orang Kristen menyebut, atau Sidharta Budha Gautama seperti orang Budha menyebutnya. Itu adalah hubungan pribadi saya dengan Tuhan.”

Dari ungkapan itu, tersirat makna bahwa semua agama pada hakekatnya menyembah kepada Tuhan yang sama hanya beda dalam penyebutan, semuanya benar, tidak boleh mengklaim salah satu agama saja yang benar. Padahal Allah SWT berfirman yang artinya :

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata "Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putera Maryam"“... QS. 5:17

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. QS. 3:19


Liberalisme


Sebenarnya ada banyak macam Liberalisme, ada ekonomi Liberal, politik Liberal, demokrasi Liberal, Kristen Liberal, Islam Liberal dan lain sebagainya, yang akan kita coba tarik defenisinya adalah Islam Liberal.

Islam artinya tunduk patuh atau pasrah dan Liberal artinya bebas, jadi Islam liberal adalah tunduk patuh tapi bebas. Sesungguhnya istilah Islam liberal adalah istilah yang kontradiktif, masa Islam liberal, masa tunduk patuh bisa bebas. Jadi kalau ada orang mengatakan “saya adalah penganut Islam Liberal” adalah pengakuan yang keliru lagi keblinger walaupun dia seorang profesor-doktor, mungkin saja pengakuannya supaya terkesan keren, atau mungkin untuk menipu umat Islam dengan istilah-istilah yang keren, Allah SWT berfirman yang artinya :

“ sebagian mereka membisikkan kepada sebagian lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” QS. 6:112

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. QS. 2:9

Namun yang dimaksud Islam Liberal dalam praktek adalah kebebasan dalam menafsirkan ajaran-ajaran Islam agar Islam compatible dengan modernitas, compatible dengan perkembangan zaman. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dilakukan penafsiran ulang atas al-Qur”an, tidak boleh mengikuti metode tafsir ulama-ulama terdahulu, menafsirkan al-Qur”an harus dengan cara kontemporer atau modern, bahkan harus membuang jauh-jauh sunnah Rasulullah saw dan menghujat ulama-ulama besar seperti Imam Syafi”i.

Banyak sekali yang akan dirombak ulang oleh Islam Liberal antara lain menghalalkan khamer, membolehkan zina asal tidak melanggar hak orang lain, tidak mengkafirkan umat di luar Islam agar bisa kawin secara lintas agama atau agar agama lain dapat dihukumi sama-sama akan masuk sorga dan masih banyak lagi hukum-hukum yang akan dirombak semuanya agar Islam dapat mengikuti dan sesuai dengan perkembangan zaman.





Sekularisme-Pluralisme-Liberalisme

Pluralisme tidak akan berkembang tanpa adanya Liberalisme dalam agama, karena banyak sekali paham-paham Pluralisme yang me-nyimpang dari nash agama, untuk itu agama perlu ditafsir ulang secara bebas tidak terikat oleh pemahaman ulama-ulama terdahulu.

Liberalisme tidak akan tumbuh bebas dan subur bila sebuah negara tidak Sekular, karena sifat destruktif atau penghancur dari Liberalisme terhadap ajaran agama akan terlindungi oleh pemerintahan yang Sekular.

Sementara itu, negara Sekular sangat memerlukan warga negara yang Pluralis, karena negara akan benar-benar steril dari campur ta-ngan ajaran agama, pasalnya warga negara yang Pluralis tidak akan lagi berdakwah untuk mengembangkan agamnya, karena dipikirnya untuk apa berdakwah bila seseorang beragama apapun sudah terjamin masuk sorga.

Begitu juga negara Sekular akan sangat diuntungkan oleh warganya yang Liberalis dalam bergama, karena banyak sekali nash-nash agama yang menyatakan Sekularisme adalah penghancur agama. Dengan adanya Liberalisme agama, nash-nash tersebut akan berubah makna dengan sendirinya sehingga seakan-akan Sekularisme adalah ajaran agama.

Itulah hubungan keterkaitan antara ketiga isme tersebut, bahkan penganut Sekularisme akan dengan mudah masuk menjadi penganut Pluralisme atau Liberalisme, bahkan satu orang bisa mendapatkan gelar sebagai pejuang Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme.
Pada saat ini, orang-orang sekularis selalu mempropagandakan untuk tidak membawa urusan agama dalam parlemen, bahkan Cak Nur dengan slogannya Islam Yes Partai Islam No adalah salah satu cara untuk menjegal perjuangan Islam ke dalam parlemen, sehingga bila tidak ada pejuang Islam dalam parlemen akan mudah negara ini menjadi sekular seperti Perancis, dengan dalam beberapa langkah lagi Pluralisme dan Liberalisme akan terpayungi dalam negara Indonesia ini.

Bila sudah demikian yang terjadi, sangat mungkin Indonesia akan melakukan seperti apa yang dilakukan Perancis, melarang berjilbab di tempat-tempat umum dan resmi, tetapi justru membebaskan pakaian minim yang sangat ekspresif dan erotis, karena pakaian semacam ini bagi negara Sekular tidak membahayakan malah bisa menjadi komoditi wisata yang berpotensi, tetapi jilbab berakibat sebaliknya bagi negara sekular, mengancam keamanan negara karena akan melahirkan sikap fanatik terhadap agama tertentu (Islam).

Kasus Anjasmara masih bisa diprotes, karena negara ini belum 100% Sekular dan Liberal, karena masih ada ruang bagi pejuang-pejuang agama untuk memprotesnya dan masih terakomodasi oleh negara, bila pejuang Sepilis telah berhasil menjadikan negara ini Sekular-Liberal maka tidak ada ruang lagi untuk memprotesnya.

Tidak heran dengan apa yang bisa dilakukan oleh Anggun C Casmi di Perancis, kumpul kebo selama bertahun-tahun dengan managernya adalah hal yang biasa-biasa saja, membuat video clip sangat sensual juga merupakan yang biasa, memberikan pernyataan kepada pers bahwa semua agama benar malah menjadikan ia seperti pahlawan Pluralisme, hal ini karena Perancis adalah negara Sekularis-Plularis-Liberalis yang hampir 100%.


Seperti itulah yang diinginkan para pejuang Sekular-Plural-Liberal di Indonesia, tidak ada aturan agama yang bisa masuk ke dalam karya seni, kedalam urusan pemerintahan, kedalam kebebasan berekspresi bahkan kedalam kehidupan yang paling pribadipun yaitu semacam kehidupan kumpul kebo atau perzinaan.

Bila kita umat Islam santai-santai saja dalam menghambat gerakan Sekular-Plural-Liberal maka tinggal tunggu saja tanggal mainnya untuk menjadi seperti negara Perancis atau Australia, di mana tidak ada lagi suasana ke-Islam-an dan orang-orang yang dinilai militan dalam agama harus keluar dari negeri Australia.(ah)

Related Articles:

Posting Komentar